REKOMENDASI RAKYAT TERHADAP PEMBENTUKKAN KOALISI BESAR Penulis : Andi Salim

Koalisi besar merupakan aliansi gabungan partai-partai politik. Dimana setiap koalisi harus mengantongi syarat elektoral yang bisa memunculkan calon presiden dan wakil presiden sebagai syarat utama kepesertaannya. Jika selama ini koalisi terbentuk melalui kerjasama partai-partai dalam membentuk koalisi, maka peserta Koalisi besar ini merupakan gabungan koalisi-koalisi yang membentuk poros besar dalam membangun Cluster politik demi memenangkan pilpres dan pilwalpres 2024 yang akan datang. 


Inisiatif atas pembangunan Cluster koalisi besar ini demi menggalang kekuatan politik guna menampung aspirasi masyarakat yang berbasis nasionalisme serta berpijak pada fakta berkebhinnekaan untuk selanjutnya menerapkan sikap bertoleransi ditengah masyarakat indonesia saat ini, dimana isu intoleransi demikian berkembang bahkan tak sedikit pelakunya berkedudukan selaku kepala daerah. Dari strategi ini, tentu akan muncul aspirasi kesamaan kepentingan diatas perjuangan partai politik indonesia ke depan.


Hal itu sebenarnya sesuai dengan sejarah pembentukkan persatuan bangsa ini, sebagaimana yang pernah digagas oleh founding father bangsa indonesia dalam mewujudkan NKRI melalui naskah Sumpah Pemuda 1928 yang telah dipahami oleh segenap pemuda pemudi bangsa sejak dahulu kala. Adanya gangguan terhadap ideologi Pancasila merupakan sebuah upaya yang saat ini terjadi baik secara internal maupun eksternal hingga dinilai masyarakat dapat mengganggu ketahanan nasional bangsa ini. 


Tentu saja ancaman itu datang dari ideologi asing atau biasa dikenal dengan sebutan ideologi transnasional yang sengaja diangkat oleh pihak tertentu demi kepentingan politik tertentu pula. Mau tidak mau, respon masyarakat menjadi sangat tinggi khususnya menyalurkan aspirasi politik mereka guna menentukan pilihan politik mana yang sanggup mengamankan NKRI ini melalui sarana demokrasi yang tersedia. Maka tak heran jika pembentukkan koalisi besar saat ini menjadi ramai diperbincangkan di kalangan publik.


Viralnya pemberitaan mengenai Koalisi besar saat ini sebenarnya pernah penulis wacanakan dalam beberapa tulisan yang bertajuk seperti "partai berbasis nasionalisme harus membangun poros baru demi mengimbangi poros politik islam" penulis upload diberbagai media pada tanggal 28 mei 2021 lalu, selanjutnya tulisan penulis yang berjudul "Membangun Cluster baru demi melebur poros Nasionalisme" tertanggal 12 Oktober 2022. Hal itu demi membangun poros kekuatan elemen nasionalisme bangsa.


Setelahnya penulis pun meng-upload tulisannya berjudul "Strategi koalisi tak langsung demi menciptakan Tsunami Politik Kebangsaan" tertanggal 26 oktober 2022, agar konstruksi politik berdampak pada animo masyarakat luas. Selanjutnya penulis menyajikan tulisannya berjudul  "wacana bergabungnya Tiga koalisi partai sebagai Cluster kekuatan kaum nasionalisme" tertanggal 22 Desember 2022. Dan yang terakhir berjudul "Polemik Komunikasi Politik dalam Forum Custer Koalisi" tertanggal 9 januari 2023". Walau dibalik itu banyak tulisan tentang pentingnya sikap nasionalisme ini ditegakkan.


Rangkaian tulisan yang penulis sajikan tentu saja dalam upaya membangun kesamaan pandang atas situasi dan kondisi masyarakat yang up-to-date untuk dipahami oleh setiap partai politik dalam mengkemas kekuatannya dalam irama harmonisasi kebangsaan yang dinamis namun tidak merusak sendi-sendi berkebhinnekaan ditengah masyarakat saat ini. Betapa politik identitas itu harus dicermati sebagai upaya memecah belah persatuan yang telah lama terbangun, sekaligus menghilangkan jati diri bangsa Indonesia pula. 


Partai politik disinyalir tidak lagi dianggap manifestasi keterwakilan rakyat apabila masih memerankan identitas dalam muatan politik mereka. Termasuk diamnya partai politik atas aksi intoleransi dan gerakan radikalisme yang terjadi ditengah masyarakat sekarang. Dimana para elitnya justru menjadi pemasok kekuatan moral bagi para pelakunya. Sehingga korelasi terhadap kondisi ini lambat lain tercium oleh rakyat untuk menjadi swing voters guna meninggalkan loyalitas mereka terhadap partai politik manapun. Tentu saja ini ancaman yang serius.


Kisaran rasio swing Voters yang berada pada posisi 30 persen, masih dianggap momok yang menakutkan manakala secara serentak mereka menjatuhkan pilihannya kepada kelompok tertentu untuk memenangkan politik rekayasa yang sarat akan kepentingan kekuasaan dan pembagian kewenangan, dimana hal itu sama sekali tidak berimbas pada upaya kesejahteraan rakyat. Kelompok ini banyak dari kalangan millenial yang paling kritis dan kelompok yang paling susah pula untuk diyakinkan oleh karena mereka tidak suka, sekaligus melihat mana partai yang rasional untuk dipilihnya.


Semoga tulisan ini bermanfaat.

#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share🙏

https://www.facebook.com/groups/402622497916418/?ref=share

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TELKOM SINGLE INVOICE

SETTING FAX ONT F660 ZTE